Sri Mulyani Ungkap Aset Keuangan Dunia Lari dari AS ke Eropa - Jepang, Dampak dan Implikasi

Sri Mulyani menjelaskan bahwa aliran modal global kini mengalir ke aset safe haven seperti obligasi pemerintah Eropa dan Jepang serta komoditas emas. Kondisi ini memicu tekanan pelemahan mata uang di negara berkembang, termasuk rupiah Indonesia. Kebijakan tarif Trump memicu perilaku risk aversion dari pelaku usaha dan investor, sehingga mereka menghindari risiko dengan memindahkan investasi ke kawasan yang lebih stabil.
Fenomena ini tidak hanya berdampak pada Amerika Serikat dan China, tetapi juga menimbulkan ketidakpastian pasar keuangan global. Bank Indonesia dan Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) terus memantau situasi ini untuk menjaga stabilitas ekonomi nasional.
Relevansi untuk Program Studi Pendidikan Akuntansi
Bagi mahasiswa program studi pendidikan akuntansi, memahami fenomena "Sri Mulyani ungkap aset keuangan dunia lari dari AS ke Eropa - Jepang" penting untuk analisis dampak kebijakan perdagangan internasional terhadap pasar keuangan dan nilai tukar. Perubahan arus modal memengaruhi laporan keuangan perusahaan multinasional dan pengelolaan risiko valuta asing.
Selain itu, pemahaman tentang safe haven assets dan perilaku investor dalam kondisi ketidakpastian ekonomi membantu mahasiswa mengembangkan keterampilan analisis keuangan makro yang relevan dengan praktik akuntansi modern.